
Jakarta - Pendiri Pejuang Pendidikan Indonesia Dr. Iswadi, M.Pd. mengatakan Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidikan nonformal yang telah menjadi bagian integral dalam kehidupan banyak generasi muda di Indonesia. Tidak hanya berperan sebagai wadah pengembangan diri, Pramuka juga memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu menciptakan generasi muda yang berbudi pekerti luhur, disiplin, tangguh, dan memiliki semangat kebersamaan. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, pendidikan karakter dan moderasi beragama menjadi isu yang semakin relevan. Oleh karena itu, Dr. Iswadi, M.Pd, seorang pakar pendidikan, mengusulkan agar Gerakan Pramuka diintegrasikan menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah Indonesia. Menurutnya, hal ini akan menjadikan Pramuka sebagai pilar utama dalam membentuk karakter generasi muda sekaligus memperkuat nilai-nilai moderasi beragama.Hal tersebut disampaikan nya kepada wartawan, Rabu 15 Januari 2025
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan Pendidikan karakter saat ini menjadi salah satu fokus utama dalam sistem pendidikan di Indonesia. Generasi muda dihadapkan pada berbagai tantangan global, seperti perkembangan teknologi yang pesat, perubahan sosial yang cepat, serta potensi disintegrasi sosial akibat ketidakharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks ini, pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai moral dan etika menjadi penting untuk memastikan bahwa setiap individu tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik, mampu beradaptasi, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat.
Gerakan Pramuka, dengan berbagai aktivitas dan programnya, memiliki nilai-nilai yang sangat relevan dengan tujuan pendidikan karakter. Dalam setiap kegiatan Pramuka, terdapat penekanan pada nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, kerjasama, cinta tanah air, dan kejujuran. Semua nilai ini sangat mendukung pengembangan karakter yang kokoh pada peserta didik. Oleh karena itu, menjadikan Pramuka sebagai kurikulum wajib di sekolah diharapkan dapat mempercepat proses internalisasi nilai-nilai karakter tersebut.
Moderasi Beragama dalam Konteks Pendidikan
Selain pendidikan karakter, moderasi beragama juga menjadi topik yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam pendidikan di Indonesia. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki keberagaman agama yang sangat tinggi. Keberagaman ini, meskipun merupakan kekuatan besar, terkadang juga bisa menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, moderasi beragama—yakni sikap moderat, toleran, dan menghormati perbedaan dalam beragama merupakan hal yang harus ditanamkan sejak dini.
Dr. Iswadi, M.Pd mengemukakan bahwa Gerakan Pramuka dapat menjadi platform yang sangat efektif untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama. Dalam kegiatan Pramuka, setiap peserta didik diajarkan untuk hidup bersama dalam keberagaman. Pramuka mendidik anggotanya untuk menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama, ras, budaya, maupun pendapat. Dengan demikian, Gerakan Pramuka tidak hanya mendidik anggotanya menjadi individu yang berkarakter, tetapi juga menjadi pribadi yang mampu menjaga kerukunan dalam keberagaman.
Pramuka sebagai Kurikulum Wajib
Usulan Dr. Iswadi untuk menjadikan Gerakan Pramuka sebagai kurikulum wajib dalam pendidikan di Indonesia patut mendapat perhatian serius. Dengan memasukkan Pramuka dalam kurikulum sekolah, maka seluruh peserta didik akan mendapatkan pengalaman langsung dalam menjalani proses pembelajaran yang berbasis pada nilai-nilai karakter dan moderasi beragama. Selain itu, pendidikan melalui Pramuka tidak hanya terbatas pada teori, tetapi lebih mengutamakan pengalaman praktis yang dapat memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dr. Iswadi, M.Pd mengatakan Gerakan Pramuka, yang sudah memiliki struktur yang jelas dan beragam kegiatan yang melibatkan fisik, mental, dan sosial, sangat cocok untuk dijadikan salah satu bagian integral dari pendidikan formal. Kegiatan-kegiatan Pramuka seperti berkemah, hiking, dan berbagai bentuk latihan kepemimpinan akan membentuk karakter dan ketahanan mental peserta didik. Selain itu, dengan adanya kegiatan kelompok dalam Pramuka, para peserta didik akan belajar tentang pentingnya kerjasama, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan.
Selain itu Dr. Iswadi, M.Pd mengatakan Penerapan Gerakan Pramuka sebagai kurikulum wajib dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap sistem pendidikan Indonesia. Pertama, dengan adanya program yang lebih terstruktur dan terintegrasi, seluruh peserta didik dapat memperoleh pengalaman yang sama dalam mengembangkan karakter dan sikap moderat. Hal ini tentunya akan membantu mengurangi perbedaan pemahaman dan sikap yang dapat mengarah pada radikalisasi dan intoleransi.
Kedua, program ini juga dapat memperkuat nasionalisme dan cinta tanah air di kalangan generasi muda. Dalam Pramuka, peserta didik diajarkan untuk mencintai dan melayani tanah air, serta menghormati simbol-simbol negara. Pembentukan rasa cinta tanah air yang kuat ini akan berdampak positif pada rasa kebersamaan dan persatuan di Indonesia yang multikultural.
Ketiga, dengan menjadikan Pramuka sebagai kurikulum wajib, guru dan pendidik akan lebih mudah dalam menanamkan nilai-nilai moral dan sosial yang penting. Penerapan nilai-nilai tersebut akan lebih terorganisir dan terarah, serta dapat diukur pencapaiannya dalam perkembangan karakter siswa.
Masih menurut Dr. Iswadi, M.Pd Meskipun ide menjadikan Gerakan Pramuka sebagai kurikulum wajib memiliki banyak manfaat, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat tantangan dalam implementasinya. Salah satunya adalah kekurangan tenaga pendidik yang terlatih dalam mengajarkan materi Pramuka. Untuk itu, pelatihan khusus bagi para guru perlu dilakukan agar mereka dapat memfasilitasi kegiatan Pramuka dengan baik. Selain itu, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan Pramuka di sekolah juga perlu ditingkatkan.
Namun, tantangan-tantangan tersebut bukanlah halangan yang tidak dapat diatasi. Dengan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan Gerakan Pramuka itu sendiri, ide ini dapat diwujudkan. Berbagai sumber daya dapat digerakkan untuk memastikan bahwa implementasi Gerakan Pramuka dalam kurikulum berjalan dengan lancar.
Dr. Iswadi, M.Pd menegaskan
Pendidikan karakter dan moderasi beragama adalah dua aspek penting yang harus diajarkan kepada generasi muda Indonesia. Gerakan Pramuka, dengan berbagai nilai dan kegiatan yang dimilikinya, sangat potensial untuk menjadi kurikulum wajib yang dapat memperkuat kedua aspek tersebut. Usulan Dr. Iswadi, M.Pd untuk menjadikan Pramuka sebagai bagian integral dari pendidikan di Indonesia patut mendapat perhatian. Dengan demikian, Gerakan Pramuka dapat berperan sebagai pilar utama dalam menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudi pekerti luhur, toleran, dan siap berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.