
LHOKSEUMAWE – Ratusan masyarakat dari berbagai kalangan mengikuti pawai rakyat yang diadakan dalam rangka memperingati hari wafatnya Imam Syafi’i dan Haul Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi’i Aceh. Pawai yang berlangsung khidmat ini dimulai dari Pendopo Tarbiyah Gampong Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, dan berakhir di Makam Sultan Malikussaleh di Samudera Geudong, Aceh Utara. Peserta pawai membawa bendera Tarbiyah yang berlambang Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sebagai simbol perjuangan dan kecintaan pada ajaran Islam.
Kegiatan tahunan ini diselenggarakan oleh Pimpinan Tarbiyah Islamiyah Mazhab Syafi’i, Tgk. Ahmad Foeady, dengan dukungan penuh dari Ketua DPC Tunas Prabowo 08 Kota Lhokseumawe, Tgk. Amiruddin selaku aparatur Gampong Meunasah Mee, serta Tim Polsek Muara Dua. “Acara ini tidak hanya mengenang jasa Imam Syafi’i, tetapi juga menjadi momentum silaturahmi dan penguatan nilai-nilai keislaman,” ungkap Tgk. Ahmad Foeady dalam keterangan lirisnya, Sabtu (18/1/2025).
Pawai dimulai pada pagi hari dengan doa bersama di Pendopo Tarbiyah, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju Makam Sultan Malikussaleh. Sesampainya di makam, peserta pawai melakukan doa bersama untuk mengenang perjuangan Sultan Malikussaleh sebagai salah satu tokoh penyebar Islam di Nusantara. Setelah itu, mereka melaksanakan salat Ashar berjamaah di area makam sebelum kembali ke Pendopo Tarbiyah di Gampong Meunasah Mee.
Ketua DPC Tunas Prabowo 08 Kota Lhokseumawe, Jufriyadi, SKM berserta Aparatur Gampong Meunasah Mee, Tgk. Amiruddin, mengapresiasi semangat masyarakat yang antusias mengikuti pawai. “Kegiatan ini adalah wujud penghormatan kepada ulama besar sekaligus momen introspeksi dalam menjalankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ketua Umum Tunas Prabowo 08, Cut Nurlaila, juga turut mendukung penuh pelaksanaan acara ini. Menurutnya, pawai ini menjadi salah satu cara menjaga tradisi keagamaan yang sarat makna dan harus terus dilestarikan. “Semoga acara ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk memahami ajaran Islam lebih mendalam,” kata Cut Nurlaila.
Acara berlangsung dengan tertib dan penuh rasa kekeluargaan berkat kerja sama berbagai pihak, termasuk aparat keamanan dari Polsek Muara Dua yang memastikan kelancaran rute pawai. Tradisi ini diharapkan terus menjadi bagian dari identitas masyarakat Aceh dalam memperingati perjuangan ulama besar dan sejarah Islam di Nusantara.