
Dok.Penulis foto : Afrizal Refo, MA
Gemarnews.com, OPINI - Indonesia terus menapaki jalan menuju visi besar Indonesia Emas 2045, menghadirkan generasi unggul yang sehat, cerdas, dan kompetitif secara global. Namun mimpi besar ini tidak akan tercapai jika masalah stunting dan gizi buruk masih membayangi jutaan anak Indonesia. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai program prioritas nasional.
Untuk memperkuat pelaksanaan program tersebut Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menggagas sebuah program strategis bernama Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Program ini berada di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI) dan dirancang sebagai upaya konkret membentuk kader muda yang siap menjadi penggerak perubahan di bidang gizi, pertanian, ketahanan pangan, dan pemberdayaan masyarakat.
Di tengah upaya tersebut kehadiran Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) membawa angin segar dan harapan baru. SPPI merupakan program di bawah naungan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI) yang bertujuan membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap mengabdi dan menjadi penggerak perubahan di tengah masyarakat.
Program SPPI ini bukan sekadar rekrutmen biasa. Para pesertanya direkrut dari berbagai daerah dan dilatih secara intensif untuk menjadi agen pembangunan di garis depan. Mereka bukan hanya dibekali pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan lapangan, kepemimpinan, dan jiwa pengabdian.
Hingga saat ini program SPPI telah berhasil menyelesaikan tiga gelombang pelatihan. SPPI Batch-1 meluluskan 937 orang, dan Batch-2 meluluskan 1.063 orang. Kedua angkatan ini telah ditempatkan di berbagai wilayah sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di bawah Badan Gizi Nasional (BGN).
Program ini kini telah berlanjut ke tahap yang lebih besar. SPPI Batch-3 mencakup 30.018 peserta, yang tengah dipersiapkan untuk menjadi Kepala Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) di kecamatan-kecamatan seluruh Indonesia. Dengan penyebaran yang luas dan terstruktur, SPPI menjadi kunci penting dalam memastikan implementasi program Makan Bergizi Gratis berjalan optimal dan merata dari kota hingga pelosok desa.
Setelah menjalani pelatihan intensif selama tiga bulan para peserta SPPI telah dilantik dan kini mulai tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Mereka akan bertugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di bawah Badan Gizi Nasional (BGN), dengan mandat besar: membantu negara menurunkan angka stunting dan gizi buruk melalui pendekatan holistik dan berbasis masyarakat.
SPPI: Penggerak Lapangan dalam Misi Gizi Nasional
Peran SPPI di lapangan sangat strategis. Mereka tidak hanya sebagai pelaksana, tapi juga sebagai penghubung antara pemerintah pusat dan masyarakat. Dengan latar belakang pelatihan yang komprehensif, para SPPI mampu mengidentifikasi masalah gizi secara lokal dan merumuskan solusi berbasis potensi wilayah.
Kehadiran SPPI juga sangat penting dalam menekan angka stunting dan gizi buruk yang selama ini menghambat perkembangan generasi bangsa. Mereka akan menjadi aktor utama dalam mendampingi keluarga, mengawasi distribusi makanan bergizi hingga memberikan edukasi kepada ibu-ibu tentang pentingnya pola makan sehat dan pemanfaatan pangan lokal.
SPPI juga diharapkan memperkuat ketahanan pangan lokal melalui pendekatan berbasis potensi desa. Mereka bisa memfasilitasi pelatihan pengolahan pangan bergizi, menghidupkan kembali kebun keluarga, atau mengembangkan dapur sehat di sekolah. Inisiatif ini bukan hanya mendukung gizi, tetapi juga menjadi strategi menggerakkan ekonomi keluarga.
Di sisi lain edukasi gizi dan pola hidup sehat menjadi tugas utama SPPI. Mereka bisa menjadi narasumber dalam pertemuan desa, kegiatan keagamaan, posyandu, hingga sekolah. Keberadaan mereka akan memperkuat literasi gizi masyarakat, yang menjadi kunci dalam mengubah perilaku konsumsi.
Tentu semua ini tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dinas terkait, dan organisasi lokal perlu memberikan dukungan penuh. SPPI perlu dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program gizi daerah, bukan dibiarkan berjalan sendiri tanpa sinergi. Mereka adalah mitra strategis, bukan pelengkap birokrasi.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa generasi emas Indonesia dimulai dari satu piring makan bergizi yang sehat dan seimbang. Masa depan bangsa dibangun dari anak-anak yang tumbuh dengan baik tubuhnya sehat, pikirannya cerdas, dan jiwanya kuat.
Melalui SPPI visi besar ini bukan hanya menjadi rencana tetapi mulai terwujud dalam tindakan nyata. Mereka turun langsung ke sekolah-sekolah, puskesmas, desa-desa, dan kecamatan sebagai pemimpin lapangan untuk memastikan makanan yang bergizi benar-benar sampai ke tangan anak-anak Indonesia.
Dengan penguatan dari pemerintah daerah dan dukungan masyarakat SPPI akan semakin maksimal dalam menjalankan peran mereka. Mereka butuh ruang gerak, dukungan logistik serta kemitraan lintas sektor agar mampu menyukseskan tugas besar yang mereka emban.
Penutup: Harapan dan Komitmen untuk Masa Depan
Program SPPI adalah cerminan komitmen pemerintah untuk membangun Indonesia dari fondasi paling dasar: gizi dan kesehatan anak bangsa. Ini bukan proyek sementara, tapi bagian dari strategi jangka panjang mencetak generasi unggul yang siap membawa Indonesia menjadi negara maju.
Dengan semangat muda dan jiwa pengabdian, para lulusan SPPI membawa harapan besar rakyat Indonesia. Kini saatnya semua pihak – pemerintah, masyarakat, dunia pendidikan, dan sektor swasta – bergandeng tangan mendukung langkah mereka.
Mari bersama kita sukseskan program Makan Bergizi Gratis, dan mari kita dukung sepenuh hati gerakan SPPI sebagai ujung tombak perjuangan ini. Karena dari satu sendok makanan bergizi hari ini kita sedang membentuk masa depan Indonesia yang sehat, kuat, dan dan siap menyongsong masa depan gemilang.
Penulis : Afrizal Revo, MA
Wakil Ketua Parmusi Kota Langsa
Sekretaris umum Dewan Dakwah Kota Langsa
Ketua DPW LSM JARA Kota Langsa