Iklan Parlemen

terkini

Kesiapan Mahasantri Darussalam dalam Menghadapi Ujian Akhir

Minggu, 13 Juli 2025, 05.15 WIB Last Updated 2025-07-12T22:15:14Z

LensaMerahPutih | Opini - Sabtu, 12 Juli 2025, Ujian akhir selalu menjadi momen penting dalam dunia pendidikan tidak hanya sebagai alat evaluasi akademik, tetapi juga sebagai tolok ukur kedewasaan, kedisiplinan, dan karakter seorang pelajar. Bagi Mahasantri Dayah Darussalam, ujian bukanlah sekadar serangkaian soal yang harus dijawab, melainkan proses pematangan ruhani dan intelektual yang telah mereka jalani dalam sunyi hari-hari belajar.

Mahasantri adalah figur pembelajar yang berada di antara dua kutub keilmuan: kitab klasik warisan ulama salaf dan tantangan modernitas yang menuntut adaptasi. Dalam keseharian, mereka tidak hanya bergulat dengan teks-teks kuning yang tebal dan sarat makna, tetapi juga mengasah diri dalam akhlak, disiplin, kesabaran, dan kemandirian.

Persiapan mereka dalam menghadapi ujian bukanlah semata-mata berdasarkan hafalan materi, tetapi dimulai dari niat yang lurus, mujahadah yang sungguh-sungguh, dan doa yang tak pernah putus. Dalam sunyi musalla dan di antara lembaran kitab, mereka menyiapkan diri dengan hati yang lapang dan keyakinan yang kuat, bahwa usaha manusia hanya akan bernilai jika dibarengi keikhlasan.

Namun satu hal yang patut menjadi catatan penting dan membanggakan adalah bahwa mahasantri Darussalam, meskipun tidak tumbuh dalam kultur digital sepenuhnya, tetap menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap teknologi dan media elektronik. Ketika mereka diminta untuk mengikuti ujian online, menulis makalah digital, atau melakukan presentasi berbasis media, mereka mampu menguasainya dengan baik, berkat pembinaan yang holistik dari para guru dan pembimbing.

Hal ini menunjukkan bahwa keterbatasan fasilitas bukanlah hambatan bagi mereka untuk berkembang. Justru dari keterbatasan itu lahir ketangguhan. Mereka mungkin jarang bersentuhan dengan perangkat teknologi canggih sehari-hari, tapi ketika ditantang untuk belajar dan memahami, mereka menjawabnya dengan kecepatan belajar yang luar biasa. Ini menegaskan bahwa Mahasantri tidak kalah dalam hal daya saing, asalkan diberi kesempatan dan kepercayaan.

Lebih dari itu, yang membuat Mahasantri Darussalam begitu istimewa adalah keteguhan jiwa mereka dalam menjaga adab dan kejujuran di tengah ujian. Di saat sebagian pelajar di luar sana mungkin tergoda oleh jalan pintas, mereka tetap memegang prinsip: bahwa ilmu yang dicapai dengan kejujuran akan melahirkan keberkahan, dan ilmu yang dicampuri tipu daya hanya akan menjadi beban.

Dalam diri Mahasantri, kita menemukan cermin generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beradab. Ujian tidak membuat mereka gelisah, karena yang mereka cari bukan hanya nilai, tapi rida Allah dan manfaat ilmu untuk umat.

Ujian akhir ini adalah bagian kecil dari perjalanan besar. Perjalanan menjadi manusia pembawa cahaya, pewaris ulama, dan penerus nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Mereka telah terlatih dalam keheningan, ditempa dalam kesederhanaan, dan disiapkan untuk kehidupan yang jauh lebih luas dari ruang kelas.

Dan jika kelak mereka berdiri di tengah masyarakat, mereka bukan hanya siap mengajar, tapi juga siap menjadi pemimpin hati, penyejuk jiwa, dan pemandu umat.

Maka, kepada Mahasantri Darussalam yang akan menghadapi ujian akhir  tetaplah teguh, jujur, dan percaya diri. Tidak perlu takut dengan soal, karena kalian telah lama ditempa oleh perjuangan yang lebih berat dari itu. Tidak perlu gentar menghadapi dunia, karena kalian telah menanamkan keikhlasan yang dunia pun tak bisa beli.

Semoga Allah meneguhkan hati, memudahkan pemahaman, meluaskan ilmu, dan memberikan keberhasilan dunia dan akhirat kepada seluruh Mahasantri Darussalam. Aamiin.


Sumber   :
Tgk. Mukhsin Zamheer, M.A
Labuhanhaji Barat - Aceh Selatan
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kesiapan Mahasantri Darussalam dalam Menghadapi Ujian Akhir

Terkini

Iklan Parlemen